1. Sosiologi
• Sosiologi terdiri dari kata socius : masyarakat dan
logos : ilmu
• Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat,
perilaku sosial manusia (perilaku kelompok, interaksi kelompok &
menganalisis pengaruh kegiatan kelompok pada anggotanya)
• Sosiologi : pengetahuan tentang hubungan sosial
manusia & produk dr hubungan tersebut
2. Sosiologi
kesehatan
• Sosiologi Kesehatan : ilmu terapan sosiologi, kajian
sosiologi dalam konteks kesehatan
Sosiologi Kedokteran : studi tentang faktor-faktor
sosial dalam etiogi (penyebab), prevalensi (angka kejadian), profesi kedokteran
& hubungan dokter-masyarakat
Perilaku kesehatan, pengaruh norma sosial thd
perilaku, interaksi antar petugas & petugas kesehatan-masyarakat
• Prinsip dasar : penerapan konsep & metode
sosiologi dalam mendeskripsikan, menganalisis, memecahkan masalah kesehatan
3. Metodologi
sosiologi
• Menggunakan penelaahan ilmiah didasarkan bukti yang
dapat diuji.
• Identitas sosiologi adalah sifat empiris yaitu
mempelajari apa yang terjadi (das sein) di masyarakat bukan yang seharusnya
(das sollen) terjadi di masyarakat. (Roland J Pellegrin )
Apek
hubungan interaksi antara individu dgn individu & kelompok, serta kelompok
dgn kelompok
• Metode :
– Kualitatif : tidak bisa diukur dg angka tetapi nyata
dalam masyarakat (metode historis, komparatif, studi kasus)
– Kuantitatif : bisa diukur dg angka menggunakan skala,
indeks, tabel & formula (metode statistik, sociometry)
• Metode Historis : analisis peristiwa di masa silam
merumuskan prinsip umum
• Metode Komparatif : perubandingan antara
bermacam-macam masyarakat perbedaan, persamaan serta sebab-sebabnya
• Metode studi kasus (case study) : penelaahan
suatu persoalan khusus yang merupakan gejala umum dari persoalan lainnya dalil
umum
• Sociometry : himpunan konsep
dan metode yang bertujuan menggambarkan & meneliti hubungan antar manusia
dalam masyarakat secara kuantitatif
• Metode Historis : analisis peristiwa di masa silam
merumuskan prinsip umum
• Metode Komparatif : perubandingan antara
bermacam-macam masyarakat perbedaan, persamaan serta sebab-sebabnya
• Metode studi kasus (case study) : penelaahan
suatu persoalan khusus yang merupakan gejala umum dari persoalan lainnya dalil
umum
• Sociometry : himpunan konsep
dan metode yang bertujuan menggambarkan & meneliti hubungan antar manusia
dalam masyarakat secara kuantitatif
4. Metode riset
sosiologi kesehatan
• Metode riset :
– Cross Sectional
– Longitudinal :
• Prospektif : pengamatan saat ini dilanjuntukan
ke depan dalam jangka waktu tertentu
• Retrospektif ( ex post facto) : studi yang bekerja mundur,
menggunakan data yang telah dicatat
• Metode eksperimen laboratorium dan lapangan, dgn teknik
pasangan (match-pair technique) & teknik penugasan acak
Teori implisit dan eksplisit
• Teori Implisit : tindakan sosial
yang dilandasi oleh asumsi bahwa setiap org memiliki keunikan & membutuhkan
perlakuan yang berbeda
• Teori Eksplisit : upaya
mem-verbal-kan apa yang dilakukan manusia dalam berinteraksi dg sesama manusia
(mengapa?)
1. Konsep umum
tentang kesehatan
• Health for all :
kesehatan adalah kebutuhan setiap individu dari berbagai kalangan status
kesehatan (sakit–sehat), ekonomi (kaya-miskin), sosial (elit-wong alit),
geografik (desa-kota) dan psikologi perkembangan (bayi, anak, remaja, dewasa,
manula)
Promotif
(peningkatan), preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan), rehabilitatif
(perbaikan)
• All for health : seluruh
aktifitas manusia terkait dan berpengaruh thd kesehatan
• Perspektif nilai kesehatan : kemampuan menggali unsur
budaya/sumber daya alam untuk kesehatan
• Dimensi kesehatan manusia :
- Jasmaniah material keseimbangan nutrisi
- Kesehatan fungsional organ energi aktivitas jasmaniah
- Kesehatan pola sikap dikendalikan pikiran
- Kesehatan emosi-rohaniah aspek spiritual keagamaan
Perawatan
kesehatan yang menyeluruh (holistik)
Proses penyembuhan dengan
menggunakan terapi nutrisi, emosi & sosial (dukungan/support dr keluarga
motivasi sembuh pasien)
2. Peran Sosiologi
dalam Praktik Kesehatan
Peran Sosiolog :
• Sebagai ahli riset : penelitian ilmiah &
pembinaana pola pikir terhadap masyarakat
• Konsultan kebijakan :
menganalisis fakta sosial, dinamika sosial & kecenderungan proses serta
perubahan sosial
• Teknisi dalam perencanaan &
pelaksanaan program kegiatan masyarakat
• Peran sebagai pendidik kesehatan
: wawasan & pemahaman thd tenaga kesehatan/ pengambil kebijakan kesehatan
• Manfaat Sosiologi bg kesehatan :
– Mempelajari cara org meminta pertolongan medis
– Mengetahui latar belakang sosial-ekonomi
masyarakat dalam pemanfaatan layanan kesehatan
– Menganalisis faktor-faktor sosial dalam hubungannya dg
etiologi penyakit
– Menganalisis fakta –fakta sosial (sakit, cacat fisik)
• Penilaian klinis lebih rasional
• Menghargai perilaku pasien, kolega & organisasi
• Menangani kebutuhan sosial –emosional pasien
3. Individu,
masyarakat & kebudayaan
Individu
• Individuum : yang tak terbagi
• Individu memiliki jasmani - rohani / fisik-psikis yang
menyatu/utuh
• Memiliki keunikan tdk ada orang yang
persis sama
Manusia sebagai
makhluk sosial
• Tunduk pada aturan / norma sosial
• Menampilkan perilaku yang mengharapkan penilaian org
lain
• Memiliki kebutuhan untuk
berinteraksi dg orang lain
• Potensi akan berkembang bl hidup di tengah manusia
1. Masyarakat
• Masyarakat : suatu kelompok manusia di bawah tekanan
kebutuhan dan pengaruh kepercayaan, ideal dan tujuan, tersatukan dalam suatu
rangkaian kesatuan kehidupan bersama
• Unsur dasar masyarakat :
– Interaksi antar individu tindakan yang saling berkaitan
– Hubungan antar-individu terbentuk dalam satu
komunikasi yang saling ketergantungan (interdependensi)
– Menempati wilayah ukuran kecil
maupun sangat luas
– Adaptasi budaya daya / kekuatan
internal masyarakat untuk menyesuaikan diri dgn perubahan sosial
– Memiliki identitas
– Kelompok perkumpulan secara formal
• Kategori tingkah laku :
– Social episode : bereaksi thd seseorang dalam hubungannya dg orang
lain
– Potentially social
episode : tidak bereaksi walaupun hanya terhadap satu orang
saja yang dihadapinya sikap tidak kooperatif
– Nonsocial episode : apatis,
menyendiri atau egois
2. Masyarakat
pedesaan
• Warga memiliki hubungan yang lebih erat
• Sistem kehidupan berkelompok atas dasar kekeluargaan
• Umumnya hidup dr pertanian
• Golongan orang tua memegang peranan penting
• Dr sudut pemerintah, hubungan antara penguasa &
rakyat bersifat informal
• Perhatian masyarakat lebih pada
keperluan utama kehidupan
• Kehidupan keagamaan lebih kental
• Banyak berurbanisasi ke kota
C o
m m u n i t y
• Masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah
(geografis ) dgn batas-batas tertentu, dimana faktor utama yang menjadi dasar
adalah interaksi yang lebih dibandingkan dg penduduk di luar batas wilayahnya
• Kriteria Klasifikasi masyarakat :
– Jumlah penduduk
– Luas, kekayaan & kepadatan penduduk
– Fungsi khusus thd seluruh masyarakat
– Organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan
3. Masyarakat
perkotaan
• Jumlah penduduknya tidak tentu
• Bersifat individualistis
• Pekerjaan lebih bervariasi, lebih tegas batasannya
& lebih sulit mencari pekerjaan
• Perubahan sosial terjadi secara cepat, menimbulkan
konflik antara golongan muda dg golongan orang tua
• Interaksi lebih disebabkan faktor kepentingan daripada
faktor pribadi
• Perhatian lebih pada penggunaan kebutuhan hidup yang
dikaitkan dg masalah prestise
• Kehidupan keagamaan lebih longgar
• Banyak migran yang berasal dr daerah berakibat
pengangguran, naiknya kriminalitas, dll
4. K e b u d a y a a
n
• Culture : mengolah tanah
• Kebudayaan : seluruh sistem gagasan dan rasa,
tindakan, karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang
dijadikan miliknya dgn belajar
Co. seorang sakit
ingin sehat gagasan
merasa menderita jika
sakit rasa
jika sakit mencari
pengobatan tindakan
dokter mengobati
menggunakan obat karya
• Wujud budaya (Koentjaraningrat) : artefak/benda fisik,
sistem tingkah laku/tindakan berpola, sistem gagasan, ideologis/ keyakinan
• Kebudayaan sebagai sistem norma :
• Kebiasaan (folkways): cara yang lazim& wajar untuk
melakukan sesuatu secara berulang-ulang oleh sekelompok org
• Tata kelakuan (mores) : gagasan
kuat mengenai salah-benar yang menuntuk tindakan tertentu/melarang yang lain
• Hukum : perangkat aturan yang
telah ditetapkan secara resmi oleh kelompok sebagai tata kelakuan yang berlaku
• Lembaga (institution): sistem
hubungan sosial yang terorganisasi yang mewujudkan nilai-nilai & tata cara
tertentu serta memenuhi kebutuhan dasar masyarakat tertentu
• Unsur Budaya :
• Bahasa : alat / media komunikasi
lisan, tulisan atau simbolik
• Sistem pengetahuan : aspek fungsi dr akal-pikiran
manusia
• Organisasi sosial : kelembagaan
sosial di masyarakat
• Sistem peralatan hidup &
teknologi : perangkat bantu dalam memperlancar aktivitas manusia dalam mencapai
kebutuhannya
• Sistem mata pencaharian
• Sistem religi : aspek kepercayaan/keyakinan manusia
pada sesuatu yang suci
• Kesenian : wujud ekspresi seni masyarakat
5. Macam-macam
kelompok
• Kelompok primer (face to face group) : kelompok
sosial yang paling sederhana dimana anggotanya saling mengenal serta kerja sama
yang erat; co. keluarga
• Kelompok sekunder : kelompok yang terdiri dari banyak
orang, yang sifat hubungannya tidak berdasarkan pengenalan pribadi dan tidak
langgeng; co. kontrak jual beli
• Paguyuban : btk kehidupan bersama dimana anggotanya
diikat oleh hubungan batin murni, alamiah & kekal; co kelompok kekerabatan,
rukun tetangga
• Formal group : kelompok dg peraturan tegas &
sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur hubungan
• Informal group : tidak mempunyai struktur organisasi
tertentu
• Membership group :
kelompok dimana setiap org secara fisik menjadi anggota kelompok
• Reference group :
kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota) untuk
membentuk pribadi & perilakunya
• Individu-individu yang sehat akan menjadi masyarakat
yang sehat (the sane society)
• Ciri masyarakat sehat : keterbukaan, daya cipta,
rasional
– Kuantitatif : angka harapan hidup, kematian bayi,
mortalitas, kematian ibu & anak, penurunan angka kelahiran
– Sisi pelayanan : rasio tenaga kesehatan dg penduduk,
distribusi tenaga kesehatan, sarana-kebutuhan
• Ciri masyarakat sakit : narsisme, dekstruktif,
individualitas, irasional
6. Antropologi
kesehatan
Antropologi kesehatan adalah
studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya
terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita
Sarwono, 1993)
terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita
Sarwono, 1993)
Antropologi Kesehatan mengkaji
masalah-masalah kesehatan dan penyakit
dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya.
dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya.
Pokok perhatian Kutub Biologi :
Pertumbuhan dan perkembangan manusia
Peranan penyakit dalam evolusi manusia
Paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba)
Pokok perhatian kutub
sosial-budaya :
Sistem medis tradisional
(etnomedisin)
Masalah petugas-petugas kesehatan
dan persiapan profesional mereka
Tingkah laku sakit
Hubungan antara dokter pasien
Dinamika dari usaha
memperkenalkan pelayanan kesehatan barat
kepada masyarakat tradisional.
kepada masyarakat tradisional.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan adalah
disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budya
dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara
keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budya
dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara
keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
Antropologi kesehatan merupakan bagian dari antropologi sosial dan
kebudayaan yang mempelajari bagaimana kebudayaan dan masyarakat mempengaruhi
masalah-masalah kesehatan, pemeliharaan kesehatan dan masalah terkait lainnya.
Istilah “Antropologi Kesehatan" telah digunakan sejak 1963 sebagai
sebutan untuk hasil penelitian empiris dan teoritis yang dilakukan oleh
antropologis kedalam proses sosial dan gambaran kebudayaan dari kesehatan,
kesakitan, dan perawatan yang berhubungan dengan kebudayaan
Antropologi kesehatan merupakan bagian dari antropologi yang menggambarkan
pengaruh sosial, budaya, biologi, dan bahasa terhadap kesehatan (dalam arti
luas) meliputi pengalaman dan distribusi kesakitan, pencegahan dan pengobatan
penyakit, proses penyembuhan dan hubungan sosial manajemen pengobatan serta
kepentingan dan kegunaan kebudayaan untuk sistem kesehatan yang beranekaragam.
Antropologi kesehatan mempelajari bagaimana kesehatan individu, formasi
sosial yang lebih luas dan lingkungan dipengaruhi oleh hubungan antara manusia
dan spesies lain, norma budaya dan institusi sosial, politik mikro dan makro,
dan globalisasi
Selama lebih dari 20 abad konsep
popular medicine atau folk medicine (pengobatan tradisional) telah familiar
baik untuk dokter maupun antropologis.
Istilah tersebut dipakai untuk
menggambarkan praktek pengobatan masyarakat setempat terutama dengan
pengetahuan etnobotani mereka.
Selanjutnya, mempelajari pengobatan tradisional
menjadi tantangan bagi dunia barat seperti hubungan antara ilmu pengetahuan
dengan agama
7. Akar dari
Antropologi Kesehatan
- Antropologi fisik
- Ahli-ahli antropologi fisik, belajar dan melakukan penelitian di sekolah-sekolah kedokteran (anatomi)
- Ahli-ahli antropologi fisik adalah ahli antropologi kesehatan
- Sejumlah besar ahli antropologi fisik adalah dokter
Hasan dan Prasad (1959) menyusun daftar lapangan studi
antropologi kesehatan yang meliputi:
nutrisi dan pertumbuhan
korelasi antara bentuk tubuh
dengan variasi yang luas dari penyakit-penyakit, misal radang pada persendian tulang
(arthritis), tukak lambung (ulcer), kurang darah (anemia) dan penyakit
diabetes.
Underwood
pengaruh-pengaruh evolusi
manusia serta jenis penyakit yang berbeda-beda pada berbagai populasi yang
terkena sebagai akibat dari faktor-faktor budaya, misal: migrasi,
kolonisasi dan meluasnya urbanisasi
Fiennes
penyakit yang ditemukan dalam
populasi manusia adalah suatu konsekuensi yang khusus dari suatu cara hidup
yang beradab, dimulai dari pertanian yang menjadi dasar bagi timbulnya dan
berkembangnya pemukiman penduduk yang padat
kedokteran forensik,
suatu bidang mengenai
masalah-masalah kedokteran hukum yang mencakup identifikasi misal: umur,
jenis kelamin, dan peninggalan ras manusia yang diduga mati karena unsur
kejahatan serta masalah penentuan orang tua dari seorang anak melalui tipe
darah, bila terjadi keraguan mengenai siapa yang menjadi bapaknya.
Dalam usaha pencegahan penyakit
penelitian mengenai penemuan
kelompok-kelompok penduduk yang memiliki risiko tinggi, yakni
orang-orang yang tubuhnya mengandung sel sabit (sickle-cell) dan pembawa
penyakit kuning (hepatitis).
Para ahli ini telah memanfaatkan pengetahuan mereka
mengenai variasi manusia untuk membantu dalam bidang teknik
biomedikal (biomedical engineering).
Ukuran, norma-norma dan standar yang berasal dari
sejumlah studi antropologi, digunakan dalam bidang-bidang kedokteran anak
serta kedokteran gigi, juga dalam berbagai survei tentang tingkatan
gizi serta etiologi penyakit dalam populasi yang berbeda-beda maupun
dalam suatu populasi.
- Etnomedisin
Cabang
dari etnobotani atau antropologi kesehatan yang mempelajari pengobatan
tradisional, tidak hanya yang berhubungan dengan sumber-sumber tertulis
(contohnya pengobatan tradisional cina) tetapi terutama pengetahuan dan praktek
yang secara oral diturunkan selama beberapa abad.
Dalam
ilmu pengetahuan, etnomedisin pada umumnya ditandai dengan pendekatan
antropologi yang kuat atau pendekatan biomedikal yang kuat, terutama dalam
program penemuan obat.
kepercayaan
dan praktek-praktek yang berkenaan dengan penyakit, yang merupakan hasil dari
perkembangan kebudayaan asli dan yang eksplisit tidak berasal dari kerangka
kedokteran modern, merupakan urutan langsung dari kerangka konseptual ahli-ahli
antropologi mengenai sistem medis non-barat
-Rivers, (Medicine, Magic, and Religion)
sistem pengobatan asli
adalah pranata-pranata sosial yang harus dipelajari dengan cara yang sama
seperti mempelajari pranata-pranata sosial umumnya, dan bahwa praktek-praktek
pengobatan asli adalah rasional bila dilihat dari sudut kepercayaan yang
berlaku mengenai sebab-akibat.
Setelah antropologi kesehatan berkembang,
terutama dalam bidang-bidang yang luas, konsep kesehatan internasional dan
psikiatri lintas budaya (psikiatri transkultural), kepentingan pengetahuan
praktis maupun teoritis mengenai sistem pengobatan non-Barat semakin tampak.
Pengakuan tersebut telah memperbaharui perhatian dalam
penelitian etnomedicine, dan mengangkatnya sebagai salah satu pokok penting
dalam antropologi kesehatan.
- Studi-studi tentang kebudayaan dan kepribadian
Sejak pertengahan tahun 1930-an, para ahli
antropologi, psikiater dan ahli ilmu tingkah laku lainnya mulai mempertanyakan
tentang kepribadian orang dewasa, atau sifat-sifat dan lingkungan sosial budaya
di mana tingkah laku itu terjadi.
Apakah sikap orang dewasa yang
terbentuk itu, terutama disebabkan oleh pembentukan semasa kanak-kanak dan oleh
penerimanya terhadap kebiasaan-kebiasaan semasa kecil, serta karena pengalaman
yang diterimanya kemudian?
Atau adakah konstitusi psikis
yang merupakan pembawaan berdasarkan faktor biologis, yang memainkan peranan
penting dalam menentukan kebudayaan dan kepribadiannya?
Walaupun bagian terbesar
penelitian kepribadian dan kebudayaan bersifat teoritis, beberapa ahli
antropologi yang menjadi pimpinan dalam gerakan tersebut menaruh perhatian
besar pada cara-cara penggunaan pengetahuan antropologi dalam peningkatan taraf
keperawatan kesehatan.
Sebab itu Devereux, 1944
mempelajari struktur sosial dari suatu bagian keperawatan schizophrenia dengan
tujuan untuk mencari cara penyembuhan yang tepat.
Leighton menulis sebuah buku,
yang menunjukkan tentang adanya konflik antara masyarakat dan kebudayaan.
Navaho dengan masalah-masalah
dalam mengintroduksi pelayanan kesehatan modern.
Alice Joseph, seorang dokter dan antropologi,
melukiskan masalah hubungan antar pribadi pada dokter-dokter kulit putih dengan
pasien-pasien Indian di Amerika Barat Daya, yang menunjukkan bagaimana peranan
persepsi dan perbedaan kebudayaan dalam menghambat interaksi pengobatan yang
efektif.
- Kesehatan masyarakat internasional
WHO
Petugas-petugas kesehatan yang bekerja di lingkungan
yang bersifat lintas budaya, lebih cepat menemukan masalah daripada mereka yang
bekerja dalam kebudayaan sendiri, dan khususnya mereka yang terlibat dalam
klinik pengobatan melihat bahwa kesehatan dan penyakit bukan merupakan gejala
biologik saja, melainkan juga gejala sosial-budaya
kebutuhan kesehatan di negara berkembang tidaklah
dapat dipenuhi dengan sekedar memindahkan pelayanan kesehatan dari
negara-negara industri.
Kumpulan
data pokok mengenai kepercayaan dan praktek pengobatan primitif dan petani yang
telah diperoleh ahli antropologi kebudayaan pada tahun-tahun sebelumnya,
informasi mengenai nilai-nilai budaya dan bentuk-bentuk sosial, serta
pengetahuan mereka mengenai dinamika stabilitas sosial dan perubahan, telah
memberikan kunci yang dibutuhkan bagi masalah-masalah yang dijumpai dalam
program-program kesehatan masyarakat awal tersebut.
Para
ahli antropologi dapat menjelaskan pada petugas kesehatan mengenai bagaimana
kepercayaan tradisional serta prakteknya bertentangan dengan asumsi pengobatan
Barat, bagaimana faktor sosial mempengaruhi keputusan perawatan kesehatan, dan
bagaimana kesehatan dan penyakit semata-mata merupakan aspek dari keseluruhan
pola kebudayaan, yang berubah bila ada perubahan sosial budayanya yang mencakup
banyak hal.
Pada
awal 1950-an, para ahli antropologi mampu mendemonstrasikan kegunaan praktis
dari pengetahuan mereka dan metode penelitian mereka kepada petugas kesehatan
masyarakat internasional, yang banyak menerima mereka dengan tangan terbuka.
8.
Penelitian-penelitian sosio antropologi
Berikut
contoh-contoh penelitian sosioantropologi :
a. Orang Papua mempunyai persepsi tentang sehat dan
sakit itu sendiriberdasarkan pandangan dasar kebudayaan mereka masing-masing. Memangkepercayaan
tersebut bila dilihat sudah mulai berkurang terutama padaorang Papua yang
berada didaerah-daerah perkotaan, sedangkan bagimereka yang masih berada di
daerah pedesaan dan jauh dari jangkauankesehatan moderen, hal tersebut masih
nampak jelas dalam kehidupanmereka sehari-hari. Misal :
Orang Marind-anim
yang berada di selatan Papua juga mempunyaikonsepsi tentang sehat dan sakit,
dimana apabila seseorang itu sakit berartiorang tersebut terkena guna-guna
(black magic). Mereka juga mempunyaipandangan
bahwa penyakit itu akan datang apabila sudah tidak ada lagikeimbangan antara
lingkungan hidup dan manusia. Lingkungan sudah tidakdapat mendukung kehidupan
manusia, karena mulai banyak. Bilakeseimbangan ini sudah terganggu maka akan
ada banyak orang sakit, danbiasanya menurut adat mereka, akan datang seorang
kuat (Tikanem) yangmelakukan pembunuhan terhadap warga dari masing-masing
kampungsecara berurutan sebanyak lima orang, agar lingkungan dapat
kembalinormal dan bisa mendukung kehidupan warganya (Dumatubun, 2001).
Hal yang sama pula terdapat pada orang Amungme, dimana bila terjadiketidak
seimbangan antara lingkungan dengan manusia maka akan timbulberbagai penyakit.
Yang dimaksudkan dengan lingkungan di sini adalahyang lebih berkaitan dengan
tanah karena tanah adalah “mama” yang memelihara, mendidik, merawat,dan
memberikan makan kepada mereka (Dumatubun, 1987). Untuk itu bila orang Amungme
mau sehat, janganlahmerusak alam (tanah), dan harus terus dipelihara secara
baik.Orang Moi di Kepala Burung Papua (Sorong) percaya bahwa sakit
itudisebabkan oleh adanya kekuatan-kekuatan supernatural, seperti
dewa-dewa,kekuatan bukan manusia seperti roh halus dan kekuatan manusia
denganmenggunakan black magic. Di samping itu ada kepercayaan bahwa kalauorang melanggar
pantangan-pantangan secara adat maka akan menderitasakit. Orang Moi, bagi
ibuhamil dan suaminya itu harus berpantang terhadap beberapa makanan, dan
kegiatan, atau tidak boleh melewatitempat-tempat yang keramat karena bisa
terkena roh jahat dan akan sakit(Dumatubun,1999). Ini
berarti untuk sehat, maka orang Moi tidak bolehmakan makanan tertentu pada saat
ibu hamil dan suaminya tidak bolehmelakukan kegiatan-kegiatan tertentu, seperti
membunuh binatang besar,dan sebagainya.
Hal yang sama pula bagi orang Moi Kalabra yang berada di hulu sungaiBeraur,
(Sorong). Mereka percaya bahwa penyakit itu disebabkan olehadanya gangguan roh
jahat, buatan orang serta melanggar pantanganpantangansecara adat. Misalnya
bila seorang ibu hamil mengalamikeguguran atau perdarahan selagi hamil itu
berarti ibu tersebut terkena“hawa kurang baik” (terkena black magic/
atau roh jahat). Mereka jugapercaya kalau ibu itu tidak bisa hamil/ tidak bisa
meneruskan keturunan,berarti ibu tersebut telah dikunci karena suami belum
melunasi mas kawin.Kehamilan akan terjadi bila sang suami sudah dapat
melunasinya, makapenguncinya akan membuka black magic-nya itu
(Dumatubun, 1999).
Orang Hatam yang berada di daerah Manokwari percaya bahwa sakit
itudisebabkan oleh gangguan kekuatan supranatural seperti dewa, roh jahat,dan
buatan manusia. Orang Hatam percaya bahwa bila
ibu hamil sulitmelahirkan, berarti ibu tersebut terkena buatan orang dengan
obat racun(rumuep) yaitu suanggi, atau penyakit oleh orang lain yang
disebut “priet”(Dumatubun, 1999).
Orang Kaureh di kecamatan Lereh percaya bahwa seorang ibu yangmandul adalah
hasil perbuatan orang lain yaitu dengan black magic ataujuga karena
kutukan oleh keluarga yang tidak menerima bagian harta maskawin (Dumatubun,
1999).
Hal yang serupa pula pada orang Walsa (Keerom), percaya bahwa
sakitdisebabkan oleh gangguan roh jahat, buatan orang, atau terkena
gangguandewa-dewa. Bila seorang ibu hamil meninggal tanpa sakit terlebih
dahulu,berarti sakitnya dibuat orang dengan jampi-jampi (sinas), ada
puladisebabkan oleh roh-roh jahat (beuvwa). Di samping itu sakit
jugadisebabkan oleh melanggar pantangan-pantangan secara adat baik
berupamakanan yang dilarang, dan perkawinan (Dumatubun,1999).
b. Kondisi geografis dan budaya masyarakat
Bekonang kecamatan Mojolaban kabupaten SukoharjoJawa Tengah yang sebagian besar
penduduknya mempunyai industri rumah tangga memproses tetes tebu menjadi
alkohol yang berkadar rendah (37%) banyak disalahgunakan .Alat destilasi dapat
menaikkan kadar alkohol dari 37% menjadi 90% yang dapatdigunakan untuk desinfektan
di dunia kesehatan. Setelah kadar alkohol meningkat menjadi 90%,masyarakat
Bekonang pada khususnya dan karisidenan Surakarta pada umumnya sudah tidaklagi
menyalah-gunakan produksi alkohol “Ciu Bekonang” untuk minum dan mabukmabukkan.
c. Pola makan seseorang ternyata
dibentuk dari latar belakang budaya yang dimilikinya dengan berbagai perubahan
sosial- budaya yang terjadi (gaya hidup, rekayasa bio-teknologi, ekpresi
simbolik,masuknya ideologi). Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku makan
seseorang berkaitan dengan dimensi etis dalam melihat tentang “yang baik” dan
“buruk” pada proses pembuatan dan pemasaran makanan dan berdampak pada
munculnya masyarakat konsumtif.
d. Suatu studi hermeneutic fenomenologi telah dilakukan
untuk mengeksplorasi berbagai kesulitan dan tantangan pertamakali menjadi
seorang ibu di daerah pedesaan Indonesia. Sebanyak 13 ibu muda yang
berpartisipasi dalam studi ini telah menceritakan pengalaman mereka tentang
kesulitan dan tantangan yang mereka alami ketika dirinya telah menjadi seorang
ibu pada periode tersebut. Data dikumpulkan dengan wawancara semi struktur. Tiga kesulitan dan
tantangan utama menjadi seorang ibu teridentifikasi dari studi ini : (1)
menjadi ibu baru tidak mudah, (2) menjadi seorang ibu baru tidak sebebas seperti
sebelum menjadi ibu (3) mencoba menjadi seorang ibu yang baik. Dengan hasil
studi ini diharapkan para praktisi kesehatan akan lebih memahami masalah
kesulitan dan tantangan-tantangan yang dialami seorang ibu muda pada awal masa
menjadi ibu, sehingga keadaan tersebut dapat diatasi dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar